Thursday, January 05, 2012

Sayangi Ayah Bunda lebih.

Sosoknya sangat aku kagumi. Tegas dan pekerja keras. Bertemu dengannya adalah agenda pertama ketika aku berkunjung ke kota yang penuh dengan kenangan masa muda. Bersamanya aku mendapat banyak ilmu. Ia selalu saja memiliki sudut pandang yang tak pernah terlintas dalam pikiranku. Ia selalu memberi sekantung semangat untuk kubawa pulang.

Ia adalah sosok yang berhasil, baik untuk karir dan keluarga. Aku kagum, sampai pada suatu saat tanpa kuminta ia bercerita tentang satu kisahnya yang tak pernah kusangka. “Aku tidak punya Ayah. Bunda juga. Ayah pergi saat aku berusia satu tahun. Bunda menyusul beberapa bulan kemudian karena kecelakaan. Kakak aku tak ada. Begitu juga adik. Aku tunggal. Yang aku tahu kakek dan nenek adalah Ayah Bundaku.” Tuturnya pada suatu senja di Senin. Hampir tak percaya, selama ini ia berdiri tanpa kasih Ayah Bunda dan ia sangat sukses saat ini, ia sendiri.

Di usia remajanya kakek dan nenek pun dipanggil Allah. Maka benarlah ia sendiri. Tak ada warisan. Semua pekerjaan ia kerjakan, karena ia harus hidup, mulai dari buruh pabrik, menggarap sawah orang, sampai menjadi kuli bangunan pun ia lakukan. Apapun itu asal halal, ia ambil. Disaat susahnya bukan semangat yang ia dapat, tapi desakan untuk berhenti sekolah datang dari sanak saudaranya. Mengayuh becak saja, usul mereka. Tapi yang ia ingat, kakek berpesan untuknya menjadi “orang”. Jika bekerja dengan fisik suatu saat kita akan melemah dan tak mampu, tapi berbagi ilmu kita tidak akan pernah lemah, pahalanya bahkan terus mengalir. Pendapatnya.

“Aku tak tahu wajah Ayah. Aku tak ingat rupa Bunda. Ketika aku jatuh dan butuh semangat, aku menghabiskan waktu di makam kakek dan nenek.” Jelasnya sembari berusaha fokus pada pekerjaan yang ia sedang lakukan saat itu. Ia yakini bahwa ia tidak pernah sendiri, ada Allah yang melihat usaha kita.

Mendengar kisahnya, malulah kita apabila terlalu sering merengek pada Ayah dan Bunda. Memahami kisahnya, yakinilah Allah itu adil dan Maha Mengetahui.

Sedari umur satu tahun ia sendiri. Sekarang, ia miliki keluarga bahagia dengan seorang istri cantik dan anak-anak yang lucu, pendidikan tingkat master, berbisnis ke luar negeri sering ia lakukan, masih banyak lagi. Ia tahu Allah tidak pernah tidur. Subhanallah.

Maka bersyukurlah, ketika Allah mengizinkan kita untuk merasakan kasih sayang Ayah Bunda. Sayangi mereka lebih. Syukuri.

5 Januari 2012
10.21 PM

No comments:

Post a Comment